Senin, 10 November 2014

Tugas Softskill KASUS ENRON dan BRE X

TUGAS SOFTSKILL ETIKA PROFESI

Nama   : Nimas Indrayanti
NPM   : 25211173
Kelas   : 4EB25
Dengan tugas KASUS ENRON
Dalam kasus ini Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1930 sebagai Northern Natural Gas. Sebelum bangkru pada akhir 2001, Enron memilki 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan yang terbesar di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas. Serta komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $121 milyar.Akhir 1999, Enron meluncurkan EnronOnline yang dianggap akan mengubah wajah bisnis energi masa depan. Memanfaatkan Internet, divisi e-commerce itu membeli gas, air minum dan tenaga listrik dari produsen dan menjualnya kepada pelanggan atau distributor besar. Enron bahkan memperluas wilayah, membangun jaringan telekomunikasi berkecepatan tinggi serta bertekad menjual bandwidth jaringan itu seperti dia menjual gas dan listrik. Setelah itu mungkin dia akan jual-beli online untuk kertas daur ulang pabrik miliknya.
Tak lama setelah dia memasuki bisnis jasa video-on-demand dimana menjual tayangan video kepada pelanggan via sambungan internet kecepatan tinggi, harga saham Enron mencapai puncaknya, US$ 90 per lembar, pada Agustus 2000. Meski kemudian merosot bersama jatuhnya saham-saham teknologi dan internet lain, nilai pasar Enron masih berkisar US$ 60 milyar. Pada Oktober 2001 Enron menjatuhkan bom di Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta dolar pada kwartal itu. Sangat mengejutkan karena Enron hampir selalu membawa berita gembira ke lantai bursa dengan melaporkan keuntungan selama empat tahun berturut-turut. Kabar buruk itu membanting harga saham Enron dari sekitar US$ 30 menjadi US$ 10 per lembar, hanya dalam hitungan hari. Securities Exchange Commission (SEC), badan pengawas pasar modal, membaui ada yang tidak beres dan mulai menggelar penyidikan. Dalam kondisi terdesak,
Enron menjatuhkan bom lebih dahsyat lagi ke lantai bursa ketika pada 8 November 2001 mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar. Kejatuhan Enron ternyata mengundang tanya dan rasa curiga yang besar bagi kalangan publik. Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutannya, belakangan Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung bertahun-tahun, sampai Sherron Watskin, salah satu eksekutif Enron yang tak tahan lagi terlibat dalam manipulasi itu, mulai “berteriak” melaporkan praktek tidak terpuji itu.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi lesu.

Kesimpulan :
Dalam hal ini peranan pengauditan internal untuk membantu dan mendorong dalam meningkatkan peranan manajemen untuk mengendali-kan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya, terutama dalam fungsinya untuk melakukan penilaian terhadap para manajer. Dalam kaitan ini pengauditan internal berperan membantu para manajer dengan menyampaikan informasi kepada para manajer bersangkutan sebagai landasan untuk tindakan perbaikan yang harus dilakukannya.Pengauditan internal dilaksanakan oleh para auditor internal, hasil pengauditannya akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi disampaikan kepada para manajer bersangkutan dengan menyediakan suatu landasan untuk tindakan perbaikan yang harus dilakukannya yang berkaitan dengan pengendalian aktivitas organisasi perusahaan untuk menjamin pencapaian hasil yang diinginkan agar lebih efektif, baik itu berupa target sasaran jangka pendek, maupun target tujuan jangka panjang. Kinerja auditor internal itu dapat dikatakan berhasil atau gagal bagi perusahaan yang pertama kita lihat dari segi laporan audit. Mengapa laporan audit, karena Laporan Audit merupakan puncak dari hasil kerja Internal Auditor setelah melakukan audit yang barangkali bisa memakan waktu beberapa minggu, atau mungkin hanya beberapa hari saja. Laporan audit tentunya akan menjadi tolok ukur seorang auditor atau tim audit apakah hasil kerjanya itu dianggap berhasil atau gagal. Gagalnya suatu audit internal bisa dikarenakan oleh kurangnya dukungan atau motivasi oleh perusahaan, Auditor adalah pihak yang sangat berperan dalam system pengendalian perusahaan dimana auditor menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja perusahaan. dan yang paling pentingnya adalah keahlian si audit internal sendiri dalam mengaudit atau memeriksa laporan audit perusahaan, tentunya mereka harus mempunyai pengalaman.
Jadi Analisa dalam kasus ini adalah :
1.      Keahlian dan Kecakapan dari Arthur Andersen terhadap Enron
Dalam hal ini sudah sangat jelas bahwa KAP Arthur Andersen juga salah karena mendukung manipulasi perusahaan Enron yang mengakibatkan merugikan Negara-negara yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan bagi Negara tersebut. Keahlian dan Kecakapan yang dimiliki tidak seharusnya digunakan untuk hal-hal yang merugikan Negara.
2.      Indepedensi mental dari Arthur Andersen terhadap Enron
Sikap kejujuran dari dalam diri akuntan atau auditor dalam mempertimbangkan fakta – fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak didalam diri akuntan merupakan sikap Indepedensi yang harus dimiliki seorang auditor. Dengan sikap tersebut mungkin akan memakmurkan rakyat dan negaranya.
3.      Kemahiran professional Arthur Andersen terhadap Enron
Mungkin Arthur merupakan auditor yang sangat mahir sehingga dapat memanipulasi terhadap kasus Enron tetapi kemahirannya tersebut di salah pergunakan sehingga merugikan banyak pihak demi keuntungan diri sendiri.

Dengan tugas KASUS BRE EX
Bre-X membeli situs Busang pada Maret 1993 dan pada Oktober 1995 mengumumkan telah menemukan emas dalam jumlah yang sangat besar, sehingga menyebabkan harga sahamnya membubung tinggi. Pada mulanya sahamnya bernilai sangat kecil, namun setelah pengumuman itu, harga sahamnya mencapai nilai tertinggi pada $286.50 (dolar Kanada) di Toronto Stock Exchange (TSX), dengan kapitalisasi total senilai lebih dari $6 miliar dolar Kanada. Cadangan emas di Busang dilaporkan sebesar 200 juta ounces (6.200 ton), atau sama dengan 8% dari seluruh cadangan dunia. Namun, ternyata ini adalah penipuan besar-besaran, dan di sana tidak ada emas. Sampel-sampel utamanya telah dipalsukan dengan menaburkannya dengan emas dari luar. Sebuah laboratorium independen belakangan mengklaim bahwa penipuan itu telah dilakukan dengan buruk, termasuk dengan menggunakan pengerokan dari perhiasan emas. Pada 1997, Bre-X runtuh dan sahamnya menjadi tidak bernilai dalam skandal saham terbesar dalam sejarah Kanada.
Bre-X akhirnya dinyatakan bangkrut pada 2002 meskipun sejumlah perusahaan subsidernya seperti Bro-X berlanjut hingga 2003.Felderhof tetap tinggal di Kepulauan Cayman, yang tidak mempunyai perjanjian ekstradisi dengan Kanada, meskipun sejumlah laporan mengatakan dia berada di negara-negara lain. Pada 2000 dan 2001Komisi Keamanan Ontario menuduhnya melakukan insider trading. Pengadilan dilangsungkan tanpa kehadirannya, tetapi diskors pada April 2001 ketika Komisi berusaha menyingkirkan hakim kepalanya, Peter Hryn dengan alasan ia bias terhadap tuntutannya. Hal ini disangkal, dan pada 10 Desember 2003 bandingnya juga ditolak.
Proses peradilannya dilanjutkan pada 6 Desember 2004 dan diharapkan akan berlanjut hingga setidak-tidaknya April 2005. Kasus ini berlanjut terus dan pada 21 Agustus 2006 pendapat penasihat hukum untuk Komisi Keamanan Ontario dan John Bernard Felderhof akan didengar di gedung pengadilan di Balai Kota Lama (Toronto).
Jadi analisa dalam kasus ini adalah :
1.      Keahlian dan Kecakapan dari Auditor Bre X
Bre-X telah melanggar kode etik profesi yang menjadi pedoman auditor dalam melaksanakan tugasnya, penipuan besar-besaran yang dilakukan oleh Bre-X seharusnya dilaporkan oleh auditor sebelum saham yang dimiliki oleh Bre-X melambung tinggi di Toronto Stock Exchanges (TSX) kanada.
2.      Indepedensi mental Bre X
Auditor Bre X tidak memiliki sikap Indepedensi yang seharusnya dimiliki dalam kode etik seorang auditor. tidak memiliki sikap kejujuran dan independensi mental, melihat tindakan tidak terpuji yang dilakukan perusahaan yang mengakibatkan kerugian besar bagi kanada, auditor seakan menutup mata dan tidak melakukan apa apa atas penipuan yang dilakukan perusahaan
3.      Kemahiran professional Bre X
Bre X memang sanagn ahli dalam berbohong sehingga merugikan banyak pihak. Namun seharusnya kemahiran tersebut dipergunakan dalam tindakan yang benar. Tindakan yang sudah diatur dalam kode etik suatu perusahaan.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bre-X
http://nurulkalam.blogspot.com/2013/03/contoh-kasus-audit.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Universitas Gunadarma

Universitas Gunadarma